Kamis, 06 Desember 2012

PUISI UNTUK KORUPTOR


Adakah kini orang Jujur
Untuk negara kita yang hancur
Adakah kini orang jujur
Untuk Rakyat yang kian hancur

Para pejabat yang sering nyukur
kini engkau sang pembuat hancur

Dimana kesejahteraan kita
yang kini kian makin merata
mana janjimu wahai orang tua
yang duduk di kursi pemerintah

rakyat kecil dibawah sana
menanti kehidupan yang nyata

Koruptor berdasi
jangan makan nasi
engkau hidup disisi-sisi
Rakyat yang makan hati

Sitikus yang duduk dikursi
kian beraksi makin menjadi
Perut buncit mu menjadi saksi

semua tingkahmu yang kan bersaksi
menjadi saksi dikursi mati

Rabu, 21 November 2012

Sajak Bulan Purnama

 

Pengarang: W.S Rendra
Bulan terbit dari lautan.
Rambutnya yang tergerai ia kibaskan.
Dan menjelang malam,
wajahnya yang bundar,
menyinari gubug-gubug kaum gelandangan
kota Jakarta.

Langit sangat cerah.
Para pencuri bermain gitar.
dan kaum pelacur naik penghasilannya.
Malam yang permai
anugerah bagi sopir taksi.
Pertanda nasib baik
bagi tukang kopi di kaki lima.

Bulan purnama duduk di sanggul babu.
Dan cahayanya yang kemilau
membuat tuannya gemetaran.

“kemari, kamu !” kata tuannya
“Tidak, tuan, aku takut nyonya !”
Karena sudah penasaran,
oleh cahaya rembulan,
maka tuannya bertindak masuk dapur
dan langsung menerkamnya

Bulan purnama raya masuk ke perut babu.
Lalu naik ke ubun-ubun
menjadi mimpi yang gemilang.
Menjelang pukul dua,
rembulan turun di jalan raya,
dengan rok satin putih,
dan parfum yang tajam baunya.
Ia disambar petugas keamanan,
lalu disuguhkan pada tamu negara
yang haus akan hiburan.

Yogya, 22 Oktober 1976
Potret Pembangunan dalam Puisi


 

Selasa, 06 November 2012

D. Zawawi imron



Dengan membaca karya beliau mari kita belajar cara menulis puisi yang bagus. Selamat belajar.
Puisi-puisi D Zawawi Imron
SAJAK GAMANG

dibiarkannya orang-orang merangkak
selarat kerbau menarik bajak
dibiarkannya cacing yang tak punya kuasa

kalau anak-anak menyanyi tentang daun-daun hijau
bagus, karena bapaknya parau bagai harimau
musik dan gamelan kadang bikin gamang
sungai dan hutan jangan diurus kancil atau siamang


DOA I

bila kau tampakkan secercah cahaya di senyap malam
rusuh dan gemuruh mengharu biru seluruh tubuh
membangkitkan gelombang lautan rindu
menggebu menyala
dan lagu-Mu yang gemuruh
menyangkarku dalam garden-Mu

biarkan aku menari dalam lagu-Mu
gila lestari melimbang badan
ah, hatiku tertindas gatal dan pedih
meski nikmat semakin erat memelukku

aku meronta dalam kutuk-Mu
duhai, naung kasih-Mu melambai tangan

sekali lagi kau kilatkan cahaya di tengah malam
aku silau, hanya tangan yang menggerapai
golang golek tubuhku dalam yakin
ah, kegilaan begitu mesra
tangis bahagia yang bersimbah di raut jiwa
menggermang nyala bulu-bulu seluruh tubuh
terbisik di hati puji syukur memanjat rindu

1965

(diambil dari buku : CINTA LADANG SAJADAH, karya D ZAWAWI IMRON, penerbit Gita Nagari, cetakan I, tahun 2003)

Jumat, 02 November 2012

Ruh-ruhku Yang Hilang


  • Puisi

    # " Ruh " ku yang hilang #
    Katanya....
    Ketika ruh dicbut dari jasad
    Ibarat pisau tajam yang menusuk daging,
    Ibarat api membara yang membakar sekujur badan.
    Ketika ruh dicabut...
    jeritan tangisan akan di dengar
    Karena semuanya akan merasa kehilangan.
    Disini....
    Saat ini...
    Aku merasakan semuanya
    Karena Aku kehilangan ruh
    Yang membuatku tidak bisa bergerak
    Yang membuatku terkujur kaku
    Yang membuatku darah tidak lagi mengalir
    Yang membuat detak nadiku terhenti
    Dan....
    yang membuat langkahku terhenti disini
    Ya.....
    Karena " RUH " itu
    Adalah KAMU
    Ruh kehidupanku....
    yang sudah pergi
    Tanpa aku tau kapan akan kembali lagi

    ( HM Abada ) PRESMA

Rabu, 31 Oktober 2012

menangis



CRY

Tuhan...
Kenapa harus aku?
Ada apa dengan yang lain?

Hah..
Inilah aku!
Mengeluh adalah rutinitasku
Aku benci itu semua
Tapi bagaimana?

Tangisku belum terdengar para makhluk penghuni langit ketujuh
Samapai detik ini
Aku masih terkapar di dunia halusinasi
Yang katanya akan kuangkat  ke dunia nyata

Tunjukkan Aku jalan

Menangis
Lagi-lagi menangis
Bodoh!
Kenapa harus menangis?
Saat ini jalan yang kau butuhkan
Bukan air mata yang telah hampir kering itu

Meski kau tau
Umurmu sudah sempit
Kau harus tetap bangkit
Tersenyumlah!
Lihat di bawah sana!
Agar kau tau bagaimana hidup

Oleh: double U